berbagi-kreativitas.blogspot.com - Kalimat Laailahaillallah merupakan tapak asas atau wajib dalam ajaran Islam. Jika persoalan ini selesai, maka persoalan orang lain akan selesai pula. Kita ikuti apakah Tuntutan Kalimah Syahadat ini. Ucapan Laailahaillallah jika dilihat di dalam kitab-kitab utama ada menamakan Kalimah Syahadah, Kalimah Tauhid, Kalimah Toyibah ataupun Zikir Utama.
Sebab disebut kalimat Laailahaillallah itu karena :
1. Merupakan Kalimah Syahadah atau kalimah peryaksian, yaitu siapa yang mengucapkan Laailahaillallah dia telah mengumumkan atau menyatakan dirinya pada orang banyak bahwa dia orang muslim atau Islam.
2. Merupakan Kalimah Tauhid karena dalam kalimah itulah dibahas tentang Ke Esaan Zat Allah Subhanahu WaTa'ala.
3. Merupakan Zikir Utama karena dalam ajaran Islam itu ada bentuk zikir yang paling utama ialah kalimah Laailahaillallah. Barangsiapa yang mau masuk Islam harus menempuh pintu gerbangnya dahulu yaitu Laailahaillallah dan tidak syah dengan zikir atau lain-lain perbuatan jika tidak menempuh gerbang utamanya.
4. Mengucapkan Kalimah Toyibah, kalimah yang baik karena kalau seseorang itu benar-benar mengucapnya dari hati, hati itu teguh dan dapat mencetuskan segala kebaikan kepada Allah Subhanahu WaTa'ala. Hati itu akan mendorong seseorang melakukan kebaikan.
Di dalam Al Quran Allah telah bandingkan kalimah Toyyibah ini dengan sebatang pohon yang akar tunjangnya kokoh dibumi membuat pohon itu teguh atau kokoh. Ini sebagai isyarat dari Allah terhadap orang yang kuat imannya. Begitulah jika seseorang itu kuat imannya, bila datang ujian sebesar manapun baik ujian itu berbentuk nikmat atau penderitaan, orang Mukmin haruslah tetap teguh dan bersyukur karen bila diuji makin bertambah imannya. Diuji dengan nikmat, dia bersyukur kepada Allah. Bila diuji dengan penderitaan dia sabar dan ridha. Itulah hasil dari kalimah Laailahaillallah, lahir dari hati seseorang. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu WaTa'ala itu sayang kepada kita
Bagaimana dengan hati orang yang tidak dapat merasakan kalimah ini dari hati. Bila diuji dia akan tidak sabar. Kadang-kadang dapat durhaka dengan Allah dan menzalimi orang lain.
Naudzublillah...!
Sebab disebut kalimat Laailahaillallah itu karena :
1. Merupakan Kalimah Syahadah atau kalimah peryaksian, yaitu siapa yang mengucapkan Laailahaillallah dia telah mengumumkan atau menyatakan dirinya pada orang banyak bahwa dia orang muslim atau Islam.
2. Merupakan Kalimah Tauhid karena dalam kalimah itulah dibahas tentang Ke Esaan Zat Allah Subhanahu WaTa'ala.
3. Merupakan Zikir Utama karena dalam ajaran Islam itu ada bentuk zikir yang paling utama ialah kalimah Laailahaillallah. Barangsiapa yang mau masuk Islam harus menempuh pintu gerbangnya dahulu yaitu Laailahaillallah dan tidak syah dengan zikir atau lain-lain perbuatan jika tidak menempuh gerbang utamanya.
4. Mengucapkan Kalimah Toyibah, kalimah yang baik karena kalau seseorang itu benar-benar mengucapnya dari hati, hati itu teguh dan dapat mencetuskan segala kebaikan kepada Allah Subhanahu WaTa'ala. Hati itu akan mendorong seseorang melakukan kebaikan.
Di dalam Al Quran Allah telah bandingkan kalimah Toyyibah ini dengan sebatang pohon yang akar tunjangnya kokoh dibumi membuat pohon itu teguh atau kokoh. Ini sebagai isyarat dari Allah terhadap orang yang kuat imannya. Begitulah jika seseorang itu kuat imannya, bila datang ujian sebesar manapun baik ujian itu berbentuk nikmat atau penderitaan, orang Mukmin haruslah tetap teguh dan bersyukur karen bila diuji makin bertambah imannya. Diuji dengan nikmat, dia bersyukur kepada Allah. Bila diuji dengan penderitaan dia sabar dan ridha. Itulah hasil dari kalimah Laailahaillallah, lahir dari hati seseorang. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu WaTa'ala itu sayang kepada kita
Bagaimana dengan hati orang yang tidak dapat merasakan kalimah ini dari hati. Bila diuji dia akan tidak sabar. Kadang-kadang dapat durhaka dengan Allah dan menzalimi orang lain.
Naudzublillah...!
Jadi, sebatang pohon yang diibaratkan oleh Allah dengan akar tunjan yang kokoh dan bahkan batangnya kuat. Begitu juga dengan dahan-dahan, ranting-ranting, daun dan bunga, serta buahnya hingga menarik hati orang lain. Orang akan berteduh di bawahnya dan dapat makan buahnya pula. Ini artinya orang yang mengucap Laailahaillallah itu dari hati, dan jiwa yang sadar dan takut itu dapat membangunkan segala kebaikan. Kebaikan yang dibuat bukan saja dapat manfaat bahkan orang lain juga dapat ikut merasakan. Itulah jalan yang sebaik-baiknya, seperti hadits Rasulullah Shalallahu A'laihi Wassalam yang artinya :
“Sebaik-baik manusia itu dapat memberi manfaat kepada manusia lain”
Orang yang mengucapkan kalimah Laailahaillallah itu tidak lahir dari hatinya, maka dia tidak akan mampu mencetuskan kebaikan, bahkan orang lain tidak akan mendapat manfaat darinya.
Sebenarnya tuntutan kalimah ini begitu banyak, sebanyak yang diminta oleh ajaran Islam. Sebanyak yang diminta oleh Al Quran dan Sunnah Rasulullah Shalallahu A'laihi Wassalam. Diantaranya adalah:
1. Siapa saja yang mengucapkan dua kalimah Laailahaillallah dari hatinya dia akan dapat membangunkan Al Quran dan Sunnah dari dalam dirinya, keluarganya, masyarakat, negara, dan alam sejagad.
Dalam satu sejarah pernah terjadi, Rasulullah Shalallahu A'laihi Wassalambersabda yang artinya:
“Barangsiapa yang berkata Laailahaillallah akan masuk Syurga”. Subhanallah...!
Mendengar hadits itu Para Sahabat langsung menyampaikan kepada Sahabat-Sahabat yang lain. Mereka tidak menunda-nunda untuk menyampaikannya karena mereka teringat hadits Rasulullah yang artinya :
“Sampaikan dariKu walau satu ayat”. Indahnya berbagi karena itu Ibadah, sadarkah kalian sahabatku??
Seorang Sahabat bila bertemu dengan Sayidina Umar dia langsung sampaikan hadits ini. Tiba-tiba dia kena tampar oleh Sayidinna Umar. Sahabat tadi agak terperanjat. Setelah mereka berfikir, siapa yang benar, siapa yang salah, akhirnya mereka berjumpa Rasulullah. Kata Rasulullah kedua-dua Sahabat ini betul. Apa buktinya? Sahabat tadi sampai dia yakin dengan apa yang dikatakan Rasulullah itu benar. Pada Sayidina Umar pula, dia takut Sahabat tadi sampaikan hadits ini pada orang yang jahil, tidak paham tuntutan kalimah itu yang menyebabkan dia tidak buat amal lagi. Sedangkan yang lain asyik dengan zikir Laailahaillallah saja. Sebab itu awal-awal lagi Sayidina Umar tampar Sahabat tadi.
2. Tidak Ada Tuhan yang disembah selain Allah.
Seluruh sikap dan perbuatannya hendak dijadikan ibadah dan dipersembahkan kepada Allah atau dengan kata lain hamba kepada Allah. Bukan saja pada ibadah-ibadah asas, tetapi juga pada ibadah-ibadah sunnat, sunnat muakad, sunat ghairu muakkad dan fadhoilul a’mal atau amalan utama. Bahkan perkara harus juga dijadikan sebagai ibadah kepada Allah.
Ia tidak akan menjadi ibadah kalau tidak menempuh 5 syarat :
- Niat harus betul
- Pekerjaan yang dilakukan syah menurut syariat
- Pelaksanaan harus betul
- Hasilnya disalurkan ke tempat yang benar
- Jangan meninggalkan perkara yang asas atau wajib
Siapa yang mengucapkan atau bersaksi tiada lain yang dia takut melainkan hanya Allah. Menurut keyakinan orang mukmin, yang memberi bekas adalah Allah. selainNya tidak, walau sebesar mana sekalipun kuasanya. Firman Allah Subhanahu WaTa'ala yang artinya :
“Jangan kamu takut cercaan orang yang mencerca”
[Q.S. Al Maidah : 54]
Benarkah kita meletakkan Allah yang kita takuti, selainNya tidak? Jika kita nilai sikap kita ini, banyak yang kita takut selain dari Allah. Contoh, kalau kita sedang bekerja, tiba-tiba datang dua perintah:
Perintah tuan
Perintah Tuhan
Bila masuk waktu shalat, manakah yang harus kita dahulukan, selesaikan kerja atau shalat?
4. Tiada yang dicinta melainkan Allah.
Sabda Rasulullah Shalallahu A'laihi Wassalamyang artinya :
“Tidak beriman seorang kamu sehingga dia menjadikan Allah dan RasulNya paling dicintai dibandingkan selain daripadanya”
Jadi, Allah dan Rasul saja yang dia cinta. Kalaupun dia cinta keluarga, anak, isteri, harta dan sebagainya tidak sampai melebihi cintanya kepada Allah dan Rasul. Sejauh manakah cinta kita kepada Allah selama ini? Bagaimana kalau tengah kita tidur di waktu malam, tiba-tiba ayam yang kita sayang dicuri orang? Berbandingannya seperti kita hendak bangun tahajud di tengah malam karena tanda cinta kita kepada Allah.
5. Tiada yang dia ridho melainkan Allah.
Sesuai dengan sabda Rasulullah Shalallahu A'laihi Wassalam:
“Aku redho Allah sebagai Tuhan”
Allah saja yang dia ridho sebagai Tuhan.
Apa tanda kita ridho Allah sebagai Tuhan? Jika sekedar mengaku di mulut saja kita ini ridha Allah sebagai Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Orang kafir pun mengaku juga Allah sebagai Tuhan, tetapi mereka tidak ridho Allah itu sebagai Tuhan. Sama halnya jika kita lalai ibarat kita tidaklah lebih seperti orang kafir tersebut. Firman Allah SWT yang artinya :
“Sesungguhnya jika kamu (Muhammad) tanya kepada orang kafir itu, siapa yang menjadikan langit dan bumi, niscaya mereka menjawab “Allah”.
Orang yang ridho dengan Allah, walau apa yang Allah buat kepadanya, dia tetap mengaku Allah itu sebagai Tuhan walau apa yang dihajatinya tidak dapat atau tidak terkabul.
6. Tiada tempat yang dia tawakal kecuali Allah.
Allah lah tempat dia menyerah diri, sesuai dengan ucapat Rasulullah Shalallahu A'laihi Wassalamyang artinya :
“Kepada Engkau kami bertawakal”
Tawakal itu ada 4 :
- Tawakal pada diri
- Tawakal pada harta
- Tawakal pada orang
- Tawakal pada Allah
- Tawakal pada harta. Dia tidak bimbang karena sudah ada rumah sewa lima buah. Dia tidak bimbang dengan rizeki. Hatinya yakin pada harta, bukan pada Allah. Inilah yang dikatakan Syirik Kahfi.
- Tawakal pada orang. Dia yakin selagi orang itu beri bantuan padanya, dia tidak bimbang dengan rizeki. Sudah ada jaminan untuk hidupnya dan keluarganya, mengharap timbal balik kepada orang lain.
- Tawakal kepada Allah. Dia tidak peduli orang bantu atau tidak, ada kerja atau tidak, dia tetap bertawakal pada Allah, bersandar pada Allah, menyerah diri pada Allah. Dia yakin Allah saja yang memberi rizeki. Inilah tawakal orang mukmin sejati...
Tidak ada undang-undang kecuali undang-undang Allah. Dia akan terima hukuman, undang-undang dari Allah saja untuk dirinya, keluarga, masyarakat, negara dan alam sejagad.
Jadi siapa saja yang tidak berhukum dengan hukum dari Allah, baik dirinya, keluarganya, masyarakatnya, ekonomi, negara dan alam sejagad dan lain-lain. Coba kita lihat firman Allah yang artinya :
“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka dia akan jatuh kafir”.
[ Q.S. Al Maidah : 44 ]
Firman Allah yang lain :
“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah dia akan jatuh zalim”.
[ Q.S. Al Maidah : 45 ]
Firman Allah yang lain :
“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah dia akan jatuh fasik”.
[ Q.S. Al Maidah : 47 ]
Itu merupakan sebagian kecil saja tuntutan kalimah. Sebenarnya ada banyak, sebanyak yang diminta ajaran Islam. Tapi jika point-point itu saja dan kita dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari Insya Allah kita adalah orang-orang yang beruntung, yang terpenting jangan pernah berhenti untuk belajar dan jangan ada pula perasaan bahwa ilmu kita sudah cukup! karena itu adalah salah.
Jadi barangsiapa yang mengucapkan Laailahaillallah, jika kita melaksanakan tuntutannya berarti kita telah melakukan “Amru bil Ma’ruf wanahyu Anil Munkar”, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari yang mungkar. Berjuang dan berjihad menegakkan Al Quran dan Al Sunnah dalam diri, keluarga, masyarakat, seterusnya negara dan alam sejagad. Semoga kita tergolong orang-orang yang selamat karena Ilmu, karena Allah suka orang berilmu dan membenci orang-orang bodoh!.
Sumber:
http://kawansejati.ee.itb.ac.id,
http://sufipejuang.wordpress.com