Tanamkan Komitmen Dalam Diri Yang Menjadi Prioritas

Berbagi-Kreativitas.blogspot.com - بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Salam..!! Menyambung postingan yang tertunda Tanamkan Komitmen Dalam Diri Yang Menjadi Prioritas tahap utama menurut Saya, bisa Saya katakan begitu karena topik disini adalah berdasarkan hasil dari upaya Saya pribadi yang saat ini sedang menjalankan proses belajar, dibarengi dengan aksi Saya yakni berkumpul ataupun silaturahmi, serta berdiskusi dengan topik adalah Hijrah Dari Yang Jelek Menjadi Baik. Sekali lagi ini merupakan pembelajaran diri Saya pribadi, dan ingin turut serta merangkul, berbagi dari apa yang Saya dapatkan untuk Anda para Sahabat Blogger khususnya dan Para Pengunjung pada umumnya Seiman dan Seagama. Alhamdulillah 4 hari sudah berpuasa di Bulan Ramadhan telah kita Umat Islam yang beriman lalui atau jalani, tentu dengan ini juga adalah proses bagi Saya yang telah berkomitmen dengan berhijrah dari bulan atau tahun lalu yang dirasa belum baik atau maksimal dalam mengamalkan perkara yang Allah serukan pada bulan penuh rahmat ini, saat ini di bulan suci tepatnya Bulan Ramadhan 1344 H 2012 menjadikan Saya ingin lebih baik dalam melakukan ibadah, yang mana Ibadah disini merupakan konsekuensi dari komitmen yang telah dijalankan atau diterapkan dalam diri yang dipandang secara global atau umum.

Komitmen Diri Yang Menjadi Prioritas

Menyambung dari alinea pertama sebenarnya komitmen diri yang menjadi prioritas itu diberikan kepada siapa seharunya? Nah ini menarik, pasalnya umat manusia hidup didunia ini tentu banyak menemukan problema hidup dikala ingin berpindah dari sesuatu yang dirasa tidak baik ke tempat yang lebih baik tentu komitmen adalah faktor penting menurut Saya sebagai pemicu. Pertanyaannya komitmen kebanyakan umat diberikan kepada siapa sih? Contoh, sebagai anak kuliah nih, kalo kita ingin kuliah berawal dari proses mencari universitas sampai tahap pendaftaran dan lain sebagainya tentu kita dipertemukan oleh yang namanya peraturan kampus bukan begitu? Komitmen disini sama halnya janji, kita dituntut harus menempati janji yang pihak kampus berikan kepada kita, mengikuti peraturan atau cara main kampus agar proses perkuliahan dapat berjalan sesuai ketentuan. Kesimpulannya dimanapun kita berada didunia ini bagi orang yang hidup pasti menemukan perkara tesebut, baik di sekolah, tempat kerja bahkan lingkungan yah sebagai makhluk sosial itu pasti. Yang menjadi pertanyaan, apa ditempat-tempat tersebut komitmen yang kita tanam dalam diri apakah itu yang utama?

Pada postingan kali ini Saya juga ingin sampaikan, bahwasannya ini merupakan tahap awal dari pembelajaran Saya pribadi yang tengah berlangsung guna komitmen yang sudah Saya tanamkan dalam diri memiliki kesaksian. perlu digaris bawahi Kesaksian Komitmen Suhendri Kepada Allah Subhanahu WaTa'ala melalui perantara seorang guru, pembimbing dan Sohabat. Dan disini adalah media tempat Saya berbagi dari apa yang Saya dapat serta pahami, so.. karena Saya disini juga masih dalam tahap proses jadi apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian inilah Saya manusia yang tidak pernah luput akan Salah, dan apabila manfaat dirasa Sohabat pembaca inilah Ilmu yang datangnya bukan dari Saya tapi dari Allah Subhanahu WaTa'ala.

Sebenarnya apa yang ingin  Saya sampaikan dalam pembahasan ini atau inti sarinya? Tentu pertanyaan semakin bananyak tersimpan mungkin dibenak Sahabat pembaca. Ok dari judulnya Saya yakin Sohabat sedikit banyaknya sudah memiliki gambaran, serta dari deretan cuap-cuap Saya diatas. Saya ingin tekankan menghimbau, atau berbagi lah begitu agar tidak memiliki kesan sok iya. hehe karena disini Saya juga bukan yang paling benar dan masih dalam proses. Kita sebagai Umat Manusia tidak salah bila kehidupan kita didunia ingin memiliki kehidupan yang lebih baik tentu dan siapa yang tidak mau dengan menanamkan benih berupa komitmen dalam diri sesuai tempat atau kondisi yang sudah Saya katakan diatas, tapi janganlah kita lupa yang menjadi prioritas untuk siapa kita berkomitmen tentu, harus dan kudu ya kepada Allah Subhanahu WaTa'ala yang alhamdulillah Saya telah lakukan dan ingin benar-benar dapat teraplikasikan Insya Allah dan mudah-mudahan Allah melindungi komitmen hambanya yang ingin bersungguh-sungguh untuk menuju dan menjadikan Islam yang Kaffah. Amin...

Terakhir dari uraian di atas melalui pemahaman Saya berdasarkan referensi yang Saya dapatkan dari hasil silaturahim oleh para Sohabat sebelum itu Saya berfikir pula dan tertarik untuk berkomitmen lebih sungguh-sungguh kepada Allah karena Saya berfikir mengapa Saya bisa berkomitmen untuk hal-hal yang bukan prioritas karena komitmen yang Saya lakukan selama ini hanya sebatas duniawi yang sifatnya sementara, dan mengapa Saya tidak bisa mendahulukan atau memprioritaskan yang seharunya dijunjung tinggi serta dilakukan? Menarik disini menurut Saya sudah salah kaprah bagi Saya dan ingin Saya katakan juga tidak sedikit Umat Manusia sama seperti Saya yang justru utama di kesampingkan, malahan yang dunia didahulukan. Oleh karenanya postingan ini bisa Saya katakan adalah sebagai wujud respek baik Saya kepada Sohabat pengunjung pembaca sekalian, agar sekiranya dapat mari sama-sama kita introkspeksi diri apakah yang selama ini dilakukan Allah itu ridho atau tidak? Subhanallah dalam hal ini Saya juga tidak ingin muluk-muluk kembali karena Saya masih dalam proses, hanya saja sebagai Umat Islam yang masih memiliki tanda tanya besar ini adalah Saya Suhendri tergugah hatinya ingin mengajak kebaikan kepada para Sahabat pembaca seagama khususnya mari kita bertobat diawali dengan komitmen kepada Allah, dan bukan mengajak dalam berbuat keburukan seperti yang terkandung dalam Al Qur'an. Surat Al Ma'idah ayat 2

..."Dan tolong menolonglah kamu dalam (me-ngerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertaqwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya".

Akan lebih updoll dan sangat dianjurkan apabila kita hendak mencari tahu lebih dalam akan hal tersebut kepada yang lebih paham, minta bimbingan-Nya seperti halnya Para Sohabat Rasul seperti Umar bin khattab dikatakan ahli surga butuh proses dan waktu tidak sebentar, di awali dari komitmen, hati yang sabar, ikhlas, serta sungguh-sungguh dibarengi bimbingan yang ketika itu Rasulullah adalah pembimbing-Nya. Jadi kesimpulannya kalo ingin benar Islam kita tidak cukup hanya sekedar membaca lalu dipahami berdasarkan pemahaman pribadi saja karena ini bukan pembelajaran biasa seperti halnya materi sekolah yang dapat dilakukan dengan belajar secara oktodidak, Belajar agar menjadi Islam Kaffah tidak cukup seperti itu perlu yang namanya pembimbing, untuk apa? ya agar titik cerah benar-benar kita dapatkan serta sebagai saksi kita untuk kemudian hari dapat dipertanggung jawabkan kepada Allah Subhanahu WaTa'ala.

Kembali ingin Saya menghimbau, semua itu butuh proses tidak ada yang instan Allah pun tahu akan hal itu dan lebih senang melihat ketika umat-Nya sedang berproses menuju Islam yang menyeluruh atau sebenarnya (kaffah), tapi proses disini ya sudah barang tentu sudah dilakukan tidak hanya diam yakni dengan berkomitmen sebagai langkah awal, akan tetapi setelah berkomitmen tidak lantas kita langsung dituntut kita untuk menjadi sepenuhnya benar atau baik, jadi jangan takut untuk berkomitmen kepada Allah, Allah itu Maha pengasih lagi Maha penyayang kok. Beda kalo jika didalam kampus, kita tidak bisa berkomitmen, mengikut aturan kampus salah-salah DO, kalo kepada Allah mana ada kata DO, kalo Umat Islam di DO lantas mau mengadu kepada siapa gitu.hehe walau begitu kita tidak bisa seenaknya juga tahu sifat Allah seperti itu lantas kita dengan mudah tetap mengikuti hawa nafsu kita tanpa ada rasa menyesal dan bertobat, adanya upaya untuk kontrol itu sudah beda cerita, sama halnya kita mengejek Allah jika seperti itu terjadi, akan dihabas lagi lah di topik menarik selanjutnya. Insya Allah setiap Ilmu yang Saya dapatkan akan Saya bagi sebagai bahan referensi Saya pribadi juga disini dan mungkin Anda para pembaca sebagai pengetahuan umum yang ingin mengikuti perkembangan Ilmu Islam yang mudah-mudahan bertahap topik terkait seperti Memahami 5 Tingkatan Manusia Dalam Islam yang masih pending dapat Saya publik dan terselesaikan, harapannya semoga dapat membantu dan Insya Allah manfaat, sekian dulu terima kasih Salam.


Berbagi Kreativitas Updated at: 11.50.00