Tragedi Ledakan Petasan Raksasa di Pemalang

Kemarin pas buka youtube keyword dengan topik terkait masuk list depan atau no.1 Youtube.com akhirnya penulis putuskan untuk share disini. Ledakan Petasan Raksasa yang diledakkan mengakibatkan tewasnya 1 orang bocah. Ada banyak bocah mengrumuni petasan raksasa itu sebelum akhirnya meledak satu persatu bocah menjauh sehingga menyisakan sekitas 5 orang yang paling dekat. 3 orang percis sangat dekat dan 2 orang lainnya kurang lebih berjarak hanya 2 meter dari petasan. Dor!!! kertas berhamburan bersama dengan orang-orangnya. 



Kejadian tesebut penulis pikir baik untuk pembelajaran karena dengan begitu siapapun orangnya jika ingin bermain petasan harus pikir panjang alias berfikir sebelum bermain (bermain dengan maut). Mengapa penulis katakan bermain dengan maut? 

Setelah diperhatikan secara seksama korban tampak tidak siap untuk menghindari petasan ketika petasan meledak karena kejadiannya yang begitu cepat seolah - olah ada unsur kesengajaan yaitu tidak adanya kesiapan, sumbu petasan terlalu pendek, niat untuk menghindari ledakan petasan tsb seperti-pun tidak ada. Hanya diam halnya ketika meledakkan petasan korek.

Pelajaran disini adalah tentu pebedaan dari ukuran bisa jadi evaluasi kedepan jika ingin melakukan hal serupa agar kejadian seperti ini tidak lagi terulang. Kiranya jika ingin meledakkan petasan dengan ukuran lebih besar gunakan sumbu yang lebih panjang & jangan diam ketika sumbu sudah terbakar, cepatlah bergegas untuk menjauh sejauh-jauhnya, jangan samakan seperti perasan korek yang ukurannya jauh lebih kecil.

Terlepas dari sebab & akibat diatas, jika Anda berfikir inilah takdir penulis ingin garis bawahi kurang tepat karena takdir ada yang tidak bisa dirubah & adapula yang bisa. "Sang maha Esa tidak akan merubah keadaan suatu kaum, selain mereka sendiri yang merubahnya". OK. Bagaimana dengan maut yang menjemputnya? 

Nah berbeda dengan maut meninggalnya korban tentu itu adalah takdir mutlak ketetapan Allah yang tidak bisa dielak atau dilawan atau di pending ataupun juga dihindari. Namun keadaannya lah yang bisa diganti seperti sedang MEMBACA Al Qur'an atau MENDIRIKAN Sholat gitukan lebih Afdol apalagi moment terjadinya ledakan itu sebelum lebaran alias Bulan Ramadhan. "Meninggalnya seseorang percis seperti keadaan mereka sering lakukan". Bisa diambil kesimpulan berdasarkan analisa pribadi kebiasaan korban pada bulan Ramadhan kerjaannya main petasan (wallahualam). Bagaimana dengan kita??? Siapapun orangnya pasti ingin punya keadaan lebih baik

Semoga amal ibadah korban diterima oleh sang maha Hakim (Al Hakam). Bagi keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan & ikhlas melepas kepergian korban. Serta bagi kita yang masih hidup semoga senantiasa mengalokasikan keadaan pada kondisi lebih baik semaksimal mungkin selalu dalam keadaan manfaat dengan Niat IBADAH & Mengingat Mati sesuai tujuan manusia diciptakan dan motivator paling mujarap untuk menghindari perbuatan merugi (tidak manfaat). Agar ketika akan kembali kepada Sang maha Pencipta kita dalam keadaan Sholeh & Sholehah serta tergolong orang-orang yang beruntung. aamiin.......

Penulis Ucapkan Selamat Idul Fitri 1434 H. 
Mohon Maaf Lahir & Batin


Berbagi Kreativitas Updated at: 18.28.00